Kerajinan Tembaga dan kuningan mengenai ukiran gambar seni, seni modern maupun yang tradisional sekalipun harus luwes maupun bernilai seni tinggi disamping harus rapi musti pula berkualitas.
Tak beda seni relief tembaga kuningan, Jalinan gelap terang (dalam limpahan cahaya), irama, (ini justru tugas teroenting), komposisi keseluruhan (sebagaimana layaknya hasil seni tembaga dan kuningan), dan kreativitas serta sensitivitas yang jelas harus ada.
Bagaimana seniman kerajinan tembaga kuningan mengontrol keluwesan garis-garis iramanya. Keseimbangan komposisinya, dan sebagainya. Lalu tentang kreativitas, “marilah kita tengok pengrajin op-art, yang dengan tekun menyusun bidang-bidang warna untuk memperoleh sensasi tertentu” Warna-warnanya tentu tak perlu dicipta lagi, susunanyalah kunci keberhasilan seni kerajinan TEMBAGA DAN KUNINGAN. Pola daun misalnya, ada corak Majapahit, Mataram, Cirebon, bahkan ada juga Barok. Masih harus ditambahi lagi, ukiran macam apa yang cocok untuk suatu produk kerajinan tembaga kuningan untuk kegunaan yang diharapkan.
Tiada lagi perbedaan prinsip antara seni lukis dan seni ukir logam tembaga atau kuningan. Yang tinggal hanyalah perbedaan kualitatif dan gradual. Dan itu bukan lagi soal untuk di permasalahkan.
Seni kriya tembaga kuningan harus indah atau tidak? Apakah ia seni kerajinan terpakai atau seni kerajinan hiasan?
Banyak kerajinan tembaga kuningan berusaha mencari seni kerajinana yang berkepribadian Indonesia. Berusaha menggali budaya warisan nenek-moyang.
Nah sekarang yang perlu dikejar adalah : Mana karya kerajinan yang berkepribadian Indonesia.