Dalam penyusunan unsur-unsur visual karya kerajinan tembaga, agar memperoleh susunan yang harmonis harus memperhatikan bagaimana kombinasi unsur-unsur rupa atau yang disebut dengan prinsip-prinsip desain. Prinsip-prinsip disebut juga kaidah-kaidah yang menjadi pedoman dalam berkarya seni rupa . Sedangkan prinsip-prinsip desain yang mendukung dan mengembangkan karya seni kerajinan tembaga adalah sebagai berikut:
Kesatuan: hubungan antar bagian-bagian secara menyeluruh dari unsur-unsur visual pada karya seni sebagai satu kesatuan yang utuh . Kesatuan merupakan prinsip yang memberi petunjuk, bagaimana mengemas unsur-unsur rupa dalam karynya sehingga dapat tampil serasi, selaras, padu atau menyatu, serta berdekatan atau berhubungan.
Irama: dalam seni rupa, irama merupakan pengaturan unsur-unsur rupa secara berulang dan berkelanjutan sehingga bentuk yang tercipta memiliki kesatuan arah dan gerak yang membangkitkan keterpaduan bagian-bagiannya. Perulangan yang teratur itu dapat mengenai jarak bagian-bagian, raut, warna, ukuran, dan arah yang ditata .
Dominasi: dominasi adalah pengaturan peran atau penonjolan bagian atas bagian lainnya dalam suatu keseluruhan, atau bagian terkuat dari sebuah karya seni kerajinan tembaga. Dominasi juga merupakan bagian yang paling menarik dari suatu karya, dapat menjadi pusat perhatian para penikmat seni.
Keseimbangan: keseimbangan dibagi menjadi tiga
• Simetri: keseimbangan setangkup atau keseimbangan bellah dua sama kuat
• Asimetri: keseimbangan yang bertentangan dengan keseimbangan simetri, sebab bagian sebelah memelah baris yang jumlahnya tidak sama tetapi memiliki nilai yang tetap
• Radial: keseimbangan yang melingkar
Kesebandingan: hubungan antar bagian dengan keseluruhan.
Jika semua prinsip-prinsip desain yang telah disebutkan diatas terpenuhi maka tidak dapat diragukan lagi bahwa karya seni kerajinan tembaga mempunyai nilai estetika yang memenuhi standar seni.
Tahapan dalam berkarya kerajinan tembaga
Di dunia ini untuk menghasilkan suatu benda apalagi karya seni tentunya dibutuhkan proses atau tahapan yang harus dijalani. Adapun tahapan dalam berkarya kerajinan tembaga antara lain:
1) Proses pelahiran gagasan atau ide
Langkah awal dalam pembuatan kerajinan tembaga adalah pencarian ide atau gagasan. Pencarian ide dilakukan jika dalam pemasarannya akan dilakukan secara masal (bukan pesanan). Setelah memperoleh tema yang akan diangkat, pengrajin membuat konsep karya melalui perenungan dan juga membuat sket terlebih dahulu.
2) Tahap penuangan ide dan gagasan
Tahapan selanjutnya adalah menuangkan ide atau gagasan. Penuangan ini sama halnya seperti proses pelahiran gagasan. Hanya saja sket yang dibuat telah dipindah ke media tembaga.
3) Tahap visualisasi
Pada tahap ini, akan memakan banyak tahap lagi. Tahapan-tahapan tersebut antara lain:
• Mempersiapakan alat dan bahan yang akan digunakan dalam proses mengolah bahan baku menjadi sebuah karya seni.
• Kemudian mempersiapkan bahan-bahan untuk pewarnaan.
• Langkah selanjutnya menggunakan alat yang sesuai untuk menggores tembaga sesuai dengan motif yang diinginkan.
• Jika motif telah ditentukan, telah terbentuk. Maka selanjutnya adalah membuat tonjolan ataupun membuat outline dari motif yang telah dibuat. Tonjolan dapat dibuat dengan menggunakan cetakan dan alat lain yang diperlukan.
• Selanjutnya pemberian efek gelap terang untuk memperjelas relif yang dibuat agar karya kerajinan tembaga lebih nampak hidup, alami, natural.
4) Tahap finishing dan pengemasan
Sebelum dilakukan Finishing, karya yang telah dibuat dicek lagi apakah ada bagian yang belum sempurna atau belum. Misalnya untuk bekas las yang belum dirapikan, bisa digunakan amplas dan kikir untuk merapikan. Jika sudah lengkap pengecekan, karya kerajinan tembaga dicuci terlebih dahulu atau mininal dilap agar terbebas dari debu. Untuk selanjutnya jika warna yang diingikan telah terbentuk dan tidak ingin melakukan cat ulang pengrajin dapat menambahkan clear jika diperlukan.

Leave a Reply